Internet
merupakan sebuah jaringan komunikasi dan informasi global. Bayangkan, sejuta
manfaat bisa kita dapat hanya bermodalkan kemampuan dan kemauan menggunakan
internet. Misalnya, berkorespondensi dengan rekan. Relasi, sahabat dan handai
taulan kita di seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia dengan mudah, murah dan
cepat. Kita juga bisa leluasa mendapatkan data dan informasi untuk membantu
tugas sekolah/kampus atau pekerjaan, mendapatkan informasi/berita nasional
maupun mancanegara. Mencari pekerjaan ataupun beasiswa, mengumpulkan resep
makan hingga kiat berumah-tangga, memperluas jaringan pertemanan dan bisnis,
bahkan termasuk menggali ilmu tentang kesehatan dan agama sekalipun.
Tentu
saja tidak seluruh isi Internet dapat bermanfaat, jika kita tak pandai-pandai
menggunakannya. Karena sifat Internet yang cenderung bebas tanpa dikontrol atau
dikuasai pihak manapun. Maka ada saja materi atau isi yang bersifat negatif di
internet ataupun yang dikirim/terkirim melalui internet. Sebutlah semisal
pornografi, perjudian, kekerasan (sadisme) dan rasialisme. Belum lagi dengan
aneka macam program jahat (virus, worm, trojan horse, spyware) yang dapat
mencuri bahkan merusak data di komputer, serangan e-mail sampah (spam),
penipuan, pelanggaran privasi hingga pelecehan seksual.
Tapi
jangan khawatir, karena dengan pemahaman yang cukup tentang Internet serta
didukung kedewasaan kita dalam memilih maupun memilah hal yang baik dan buruk,
maka kita akan memaksimalkan dampak positif Internet secara sekaligus
meminimalkan dampak negatifnya.
Pastinya, semua pihak memiliki andil dalam membantu, menyediakan atau menyelenggarakan internet yang aman dan nyaman bagi anak, remaja atau siswa didik :
- Orang tua harus tetap mendampingi anaknya ketika mereka bereksplorasi dengan Internet dirumah.
- Guru harus senantiasa membimbing siswa didiknya agar dapat menggunakan Internet dengan baik dan benar saat di sekolah.
- Komunitas, termasuk pengelola warung Internet (warnet), pelaksana program ekstra-kurikuler. Lembaga pelatihan dan sebagainya harus bahu-membahu dalam mengedukasi masyarakat tentang ber-Internet yang sehat.
- Anak, remaja maupun siswa didik diharapkan dapat belajar bertanggung-jawab atas perilaku mereka sendiri. Termasuk kita menggunakan Internet, tentunya dengan bimbingan dan arahan dari orang-tua, guru dan komunitas.
Untuk itulah maka program "Internet Sehat" yang digagaskan oleh Yayasan Center for ICT Studies ICT Watch (www.ictwatch.com) yang kini dalam bentuk buku, atas dukungan Kementrian Komunikasi dan Informatika, bertujuan mengajak kita bersama agar menjadi lebih paham dan peduli dengan "sehat"-nya Internet kita.
6 Langkah Ber-Internet di Tengah Keluarga
- Pertama, jika di rumah kita ada anak di bawah umur, gunakan Internet bersama dengan anggota keluarga lain yang lebih dewasa. Tempatkan komputer di ruang keluarga atau di tempat yang mudah diawasi oleh kita. Jika diperlukan, berilah penjadwalan/pembatasan waktu untuk anak dalam menggunakan Internet.
- Kedua, pelajarilah sarana komunikasi dan kandungan informasi yang ditawarkan oleh Internet, secara bersama dengan anggota keluarga yang lain. Ajukanlah pertanyaan kepada mereka. Dengan banyak bertanya, kita bisa menggali sejauh mana mereka memahami Internet, juga tentang cara menggali informasi yang bermanfaat, sekaligus menjauhi informasi yang negatif.
- Ketiga, berikan pengertian kepada seluruh anggota keluarga untuk tidak menanggapi menjawab setiap e-mail ataupun private chat dari orang yang tak dikenal, termasuk tidak membuka file kiriman (attachment) dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
- Keempat, pertegaslah kepada siapapun yang menggunakan Internet di rumah kita untuk lebih berhati-hati ketika memberikan data pribadi/keluarga, alamat rumah/sekolah, nomor telepon, tanggal lahir, password dan data diri lainnya kepada orang yang tak dikenal, ataupun saat mengisi informasi data diri di situs personal, blog ataupun situs lainnya di Internet semisal Facebook.com, Friendster.com atau MySpace.com.
- Kelima, mintalah kepada anak di bawah umur untuk segera meninggalkan situs yang tidak pantas atau yang membuat mereka tidak nyaman, baik disengaja ataupun tidak sengaja terbuka. Bujuklah agar mereka terbiasa bercerita kepada kita tentang segala sesuatu yang mereka temui di Internet.
- Keenam, tegaskan kepada anak maupun remaja di rumah kita untuk tidak gegabah merencanakan pertemuan langsung (face-to-face) dengan seseorang yang baru mereka kenal di Internet. Jika memang mereka bersikeras untuk tetap bertemu, maka harus dipastikan ada orang dewasa yang menemani dan pertemuannya harus berlangsung di tempat umum/publik.